Pamijahan. Setelah
melakukan tawasul, tahlilan dan doa bersama, kami meninggalkan situ Lengkong
Panjalu sekitar pukul 09.00 WIB. Kami mulai lagi perjalanan menuju Pamijahan.
Sepanjang perjalanan di dalam mobil kami kami bersholawat, ratiban dan doa-doa
lainya. Sungguh sangat terasa sekali menyentuh hati. Baru kali ini saya melakukan
perjalanan wisata jiarah yang sangat berkesan tentu saja berkat bimbingan
mursid kami, yang memang tahu bagaimana seharusnya berjiarah itu.
Sekitar pukul 13.00 WIB kami tiba di
lpang parkir lokasi jiarah Pamijahan, Lumayan agak luas juga mirip dengan
terminal. Untuk mencapai tempat maqom
Syeh Abdul Muhyi kita harus melewati gang yang di kanan kirinya berderet para
pedagang yang menjual aneka aksesoris muslim dari tasbeh hingga busana muslim. Mungkin
sekitar 500 km kita akan bertemu dengan anak tangga yang lumayan panjang, ini
berarti tidak lama lagi kita akan sampai ke lokasi.
Di tempat ini terdapat gua Safar Wadi
yang didalamnya terdapat aliran air yang mirip sungai, konon di tempat ini ter
dapat lorong/jalan untuk menuju mekah dan Cirebon.
Kami juga sempat mengunjungi
patilasan Syeh Abdul Qadir Al-Jilani, tempatnya dari mulut gua Safar wadi arah
ke kanan dan menaiki sedikit bebukitan. Sangat jarang orang yang mengetahui
tempat ini, syukur Alhamdulillah berkat mursyid kami, saya bisa mengunjungi
patilasan ini. Di tempat ini terdapat pohon belimbing yang usianya ratusan
bahkan mungkin ribu tahun. Konon pohon belimbing ini berasal dari tongkat Tuan
Syeh yang di tancapkan. Petilasan inilah yang di ketemukan oleh Syeh abdul
muhyi ketika melakukan napak tilas perjalanan Tuan Syeh sebelum menemukan gua
Safar Wadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar