Bulan Rabiul-Awal atau di sebut juga bulan Maulid adalah
bulan kelahiran Nabi Agung Muhammad SAW, tepangnya tanggal 12 rabiul-Awal 571 M
atau Tahun Gajah. Di mana-mana banyak yang merayakan hari kelahiran kanjeng
Nabi Muhammad dari kota metropolitan sampai peloso-pelosok desa. Dan memang
seharusnya-lah kita selaku umatnya merayakanya sebagai I’tibar bagi kita untuk
menauladani ahlak beliau. Karena banyak sekali hikmah yang bisa kita ambil dari
acara-acara peringatan Maulid Nabi tersebut, salah satunya adalah kembali kita
di ingatkan betapa mulianya ahklak jungjungan kita. Dari tahun ketahun kita
selalu memperingati hari kelahiranya, sudahkah ada peningkatan kwalitas pada
akhlak diri kita?
Berikut
adalah gambaran sosok kanjeng Nabi Muhammad SAW, yang saya sadur dari kitab AsySyamailul Muhammadiyah;
“Rasulullah SAW, tidak berperawakan
terlalu tinggi dan tidak pula terlalu pendek, beliau berperawakan sedang
diantara kaumnya. Rambutnya tidak keriting bergulung dan tidak pula lurus kaku,
melainkan ikal bergelombang. Badanya tidak gemuk, dagunya tidak lancip dan
wajahnya agak bundar. Kulitnya putih kemerah-merahan. Matanya hitam pekat dan
bulu matanya lentik. Bahunya bidang, beliau memiliki bulu yang lebat memanjang
dari dada hingga pusat. Tapak tangan dan kakinya terasa tebal. Beliau berjalan
dengan tegap seakan-akan beliau berjalan turun ketempat yang rendah. Bila
beliau berpaling maka seluruh tubuhnya ikut berpaling Diantara kedua bahunya
terdapat khatamun nubuah, yaitu tanda kenabian. Beliau memiliki hati yang
pemurah diantara manusia. Ucapanya merupakan yang paling benar diantara semua
orang. Perangainya amat lembut dan selalu paling ramah dalam pergaulan, barang
siapa melihatnya pastilah menaruh hormat padanya. Dan barang siapa yang telah
berkumpul denganya dan kenal dengannya pastilah akan mencintainya. Orang yang
menceritakan sipatnya pastilah akan berkata “Belum pernah aku melihat sebelum
dan sesudahnya orang yang seistimewa beliau (Muhammad SAW)”
(Di
riwayatkan oleh ahmad bin uabadal aldlabi albasri, juga diriwayatkan oleh Al
hujr dan Abu Ja’far bin Muhammad bin al husein, dari isa bin yunus, dari umar
bin Abdullah, dari Ibrahaim bin Muhammad, dari salah seorang putera Ali bin Abi Thalib yang ber sumber dari Ali
Bin Abi Thalib RA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar