Selasa, 03 April 2012

TAHLIL(LAN)


“Dalam acara tahlilan ada silaturahim (ini jelas anjuran Rasulallah), ada dzikir (tahlil dan tahmid), ada pembacaan ayat-ayat Alqur’an dan Do’a (memohon kepada Allah SWT supaya Almarhum/mah diterima iman islamnya dan di ampuni segala dosanya). Semua ini justru akan menjadi amal ibadah kalau kita niatkan untuk mencari ridlo Allah SWT, perbuatan apapun tergantung niat kita…”
     Tahlih adalah mengucapkan kalimat “Laa ilaha ilallah”, inilah dzikir yang paling utama diantara kalimat-kalimat dzikir yang lainya setelah Alqur’an. Namun yang ingin saya sampaikan disini adalah “Tahlilan” yang selalu di adakan setiap ada orang yang meninggal.
     Mungkin sudah menjadi tradisi, khususnya di kampung saya dan umumnya di Indonesia. Setiap ada anggota keluarga yang meninggal pasti akan di adakan acara tahlilan selama tujuh hari berturut-turut dan bahkan sampai empat puluh hari. Selanjutnya di adakan setiap tahun (haul). Saya sendiri tidak tahu persis kapan mulainya tradisi tahlilan di Indonesia.
     Dari waktu ke waktu tahlilan selalu menjadi bahan perdebatan antara kaum muslim sendiri, dari generasi ke generasi seakan tidak pernah ada habisnya. Masing-masing mempunyai argumen yang kuat.  Bahkan tak jarang mengakibatkan ukhuwah jadi terganggu. Masalah khilafiyah seharusnya bisa di selesaikan dengan kepala dingin dan tidak sampai mengakibatkan terpecah- belahnya persatuan sesama umat.
     Acara tahlilan seperti ini memang tidak pernah terjadi pada jaman Rasulallah, orang menganggap ini adalah Bid’ah (sesuatu yang belum pernah ada pada jaman Rasulallah). Memang betul, seperti juga halnya acara takbiran di mesjid-mesjid sambil memukul beduk setiap malam menjelang hari raya iedul fitri atau peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Kalau kita mencari Hadist yang menganjurkan untuk tahlilan sampai lebaran monyet pun ya tidak akan pernah ketemu.
     Dalam acara tahlilan ada silaturahim (ini jelas anjuran Rasulallah), ada dzikir (tahlil dan tahmid), ada pembacaan ayat-ayat Alqur’an dan Do’a (memohon kepada Allah SWT supaya Almarhum/mah diterima iman islamnya dan di ampuni segala dosanya). Semua ini justru akan menjadi amal ibadah kalau kita niatkan untuk mencari ridlo Allah SWT, perbuatan apapun tergantung niat kita… Tidak ada acara makan-makan (khusunya di lingkungan tempat tinggal saya). Walaupun saya dengar di tempat lain masih ada acara tahlilan di sertai acara makan-makan bahkan hampir seperti mau pesta hajatan (ini juga sebenarnya adalah haq dari orang yang mengadakan acara tahlilan). Acara semi pesta inilah yang seharusnya di tiadakan, bukan tahlilanya…
     Bid’ah dalam masalah syariat jelas tidak boleh, contohnya menambahkan solat subuh menjadi tiga rakaat… ini jelas haram. Sedangkan tahlilan bukanlah / tidak termasuk dalam syariat islam, tahlilan tidak dikenai hukum wajib ataupun sunah, tetapi di dalamnya terkandung unsur ibadah, hubungan dengan sesama manusia dan hubungan dengan Tuhan.
Wallahu alam…..

Tidak ada komentar: